Senin, 08 April 2013

SI PEMARAH MASUK SURGA?



Pembaca yang budiman kadang marah diperlukan untuk mengarahkan pada kepatuhan, tapi sukakah anda dijuluki pemarah, adakah cerita si pemarah masuk surga? nah disini kita harus pandai menerapkan disaat situasi apa marah itu harus dilakukan dan jangan sampai kita menyandang gelar pemarah, bahkan
gelar Sabar yang seharusnya kita cari , sabar diperlukan untuk pengendalian dan keikhlasan, adakah cerita si penyabar  masuk neraka? namun ketahuilah sabar juga diterapkan pada tempatnya jangan sampai kita dikatakan sebagai orang yang dayus(masa bodoh) dikala mengetahui kemungkaran kita berdiam diri, itu bukan sabar artinya bisa jadi sebuah kelemahan diri, takut berjuang atau kalu tidak merasa putus asa.

Para pembaca yang budiman Senyum diperlukan untuk persahabatan, murah senyum banyak teman bukan, betapa indah persaudaraan dan persahabatan kawan , bukankah punya satu musuh cukup merepotkan , dan sebaliknya seribu teman terasa masih kurang, tebar perdamaian, tinggalkan percekcokan, maklumi perbedaan , bukankah indahnya pelangi itu karena berwarna-warni begitu juga indahnya taman itu jika bermacam jenis pohonnya dan warna bunga-bunganya.

Jika kau merasa apa yang kau yakini benar ajaklah sahabatmu dengan manismu, sehingga kau menang tanpa merendahkan, bukankah perbuatan nyata itu lebih dikenang dari pada banyak ilmu tak diamalkan.

Pembaca yang budiman kadang orang berpikir kesuksesan membawa bahagia bukankah yang benar itu hati bersahaja membawa bahagia, orang sering menganggap sukses berarti banyak harta, bisa memenuhi keinginan-keinginannya dianggapnya akan bahagia, bukankah bahagia yang demikian itu hanya sementara? dan dengan berjalannya waktu apa yang kita sukai itu lama-kelamaan membosankan, dan kemudian disusul dengan keinginan yang lain dan kita bersusah-susah untuk memenuhinya dan jika terpenuhi bahagia sementara itu kita rasakan lagi  dan begitu seterusnya 

Pembaca budiman kebahagiaan sejati sebenarnya adalah saat kita kembali kepada asal-usul, ibarat orang yang telah berpuluh-puluh tahun meninggalkan kampung halamannya setelah merasa jenuh dirantau dia ingin kembali kekampungnya dengan penuh bekal kekayaannya, hatinya  membayangkan saat kembali akan bertemu dengan teman-teman bermain saat kecilnya, bertemu dengan saudara-saudaranya ,adik-adik dan kakak-kakaknya, bapak dan Ibunya yang telah membesarkannya., kerinduan akan situasi asal-usul inilah kerinduan hati yang dalam , pembaca yang budiman lalu apakah kita sadar asal-usul kita bukan terbatas situasi kampung halaman, tanah kelahiran,teman baik,saudara, adik kakak , bapak , ibu, marilah  kita sadari bersama bahwa sebenarnya  asal-usul kita ini adalah dari Tuhan , Tuhan Yang Maha Pencipta alam raya dan seisinya, Tuhan aku dari sisiMu akan kembali di sisi Mu
(Salingnasehat.blogspot.com)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar